Kamis, 31 Januari 2019

Secret Admirer

Hai apa kabar?
Aku harap kamu sehat selalu dan bahagia.
Aku pamit.
Aku menyerah bukan karena lelah berjuang.
Bukan karena bosan bertahan.
Tapi aku punya hati yang harus diselamatkan.
Karena sekarang, aku mulai sadar ada banyak hal yang tidak bisa dipaksakan.
Ternyata jatuh cinta sendirian hanya membuatku kewalahan.
Itulah sebabnya aku memilih untuk berhenti mengejar.
Maaf kalau sikapku berlebihan.
Aku sadar bukan aku yang kamu inginkan.
Terimakasih, selamat tinggal.
- @aidetilestari

Haii.
Akhirnya, setelah sekian lama ku kembali lagi.
Untuk kembali mengeluarkan unek-unek tentang hal yang sama, kepada seseorang yang sama.
Sudah 3 tahun berlalu diriku menjadi seorang secret admirer.
Secret admirer merupakan sebutan untuk kami yang mungkin dianggap pengecut karena kami hanya berani menyampaikan rasa secara diam-diam.

Sebenarnya, aku hampir bisa menyatakannya. Namun kamu sudah terlanjur pindah ke kota lain.
Aku tidak bisa menjalani hubungan LDR, aku pernah gagal.
Dan aku tidak mau itu terjadi lagi denganmu.
Aku hanya bisa mengetahui kegiatanmu disana lewat sosial media.
Dan sesekali lewat chat jika kamu membalasnya.

Aku pernah mencoba melupakanmu sejenak dengan mencari yang lain.
Namun tidak bisa, pikiranku selalu tentangmu.
Buat ku, jadi secret admirer itu gak selamanya menderita gara gara dicekik kangen.
Paling nggak, derajat hidup para secret admirer itu lebih tinggi daripada para korban PHP.

Waktu aku mengetahui kamu dengan yang lain disana, aku tidak bisa menjelaskan apa perasaanku saat mengetahuinya tapi yang menurutku harus kurasakan yaitu bahagia.
Aku sepenuhnya sadar, bahwa bukan hak ku untuk cemburu, tapi aku merasakannya.
I'm jealous of how he can love you the way i used to.
I'm jealous of that boy who stole your heart and whom you're falling head to toe with.
But don't worry, ini masalahku.

Aku hanya bisa berdoa kepada tuhan untuk yang terbaik.
Aku mencoba tidak peduli dengan segala kegiatanmu dengan dia.
Namun dihati kecilku ada rasa sakit yang tidak bisa digambarkan.
Hari-hari ku hampa dan tidak berwarna.
Melihat update sosmed mu bersama dirinya, aku langsung berandai-andai.
Apakah aku bisa membuatmu bahagia seperti itu?
Apakah aku pantas jika denganmu?

Dan...
Kini aku mulai memutuskan untuk pergi.
Aku hanya berharap, dengan siapapun kau menjalin hubungan, semoga bahagia menyelimutimu.
Semoga kali ini aku bisa mendapatkan kebahagiaanku yang lain.
Jikalau aku tidak bisa mendapatkan yang lain, aku akan kembali lagi kepadamu.
Kalau boleh jujur, kau itu bagai mutiara berharga, terindah, dan termahal yang pernah aku temukan.
Ada banyak yang menginginkanmu, dan keberuntungan besar bagiku bisa menemukan dirimu.
Tapi sayang, aku tak bisa memilikimu.
Aku ragu dengan diriku sendiri apakah layak memiliki mutiara seindah itu?
Hanya orang-orang yang berjuang keras yang bisa meraih mutiara indah di dasar lautan. Dan orang itu bukan aku.
Bukan karena aku enggan berjuang, tapi aku sudah dipastikan tidak bisa, tak ada sedikitpun kemungkinan buatku.