Minggu, 29 April 2018

When Nobody Care About Me 2

Detik demi detik berlalu begitu cepat, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul lima pagi.

Kopi. Aldi harus segera mendapatkan dosis harian kopinya. Meninggalkan temannya begitu saja, Aldi beranjak ke kedai kopi yang terletak tidak jauh, hanya sepuluh menit berjalan kaki.

Aldi langsung menghampiri barista yang sudah ada di depan bar.
"Espresso, single." Kata Aldi. "Gak pake lama ya." Tanpa menunggu si barista selesai mencatat pesanan. Aldi langsung duduk mengambil tempat duduk.

Sambil tersenyum manis, barista menyajikan kopinya ke Aldi.
"Kan saya bilang tadi gak pake lama, mbak" kata Aldi.
"Mas, kopi yang enak itu butuh persiapan yang mateng, engga bisa sembarangan, semuanya butub waktu." Kata si barista.

Barista itu melempar senyum manisnya sekali lagi, kemudian meninggalkan Aldi dan kembali ke balik bar.

Pagi ini aku berpikir kenapa kopiku terasa hambar bagai tidak ada lagi satu pun keindahan didepan mataku ini. Ternyata aku melupakan satu point penting yaitu parasmu yang manis dengan sedikit lekuk senyuman nan indah itu.

Aldi membayangkan Nita, perempuan yang tak sempat hadir di hatinya. Namun sempat membuat dia patah hati.

Hawa panas tiba-tiba masuk saat pintu kedai terbuka. Pasangan muda terlihat masuk dan tampak mesra bergandengan tangan. Itu membuat Aldi merasa kesal.

"Kenapa sih giliran gue lagi kangen Nita malah ada orang kayak begitu." ketus Aldi.

Pasangan itu seperti sedang dimabuk asmara. Mereka duduk didepan meja Aldi persis. Kemudian dengan kurang ajarnya mereka mulai melakukan kontak fisik penuh mesra.

Di saat Aldi butuh dukungan dari rasa patah hatinya, yang terjadi malah adanya pasangan yang sangat memperlihatkan kemesraannya.

Aldi berpikir bahwa ada sesuatu yang salah darinya, sampai wanita sebaik dan sesempurna Nita tidak menghiraukannya.
Tanpamu Nita, aku tidak bisa bernapas namun aku harus tetap bernapas.
Ku harap kau tau, semua ini tak mudah bagiku.

Tidak semua masa lalu harus ditengok kembali, beberapa di antaranya memang lebih baik ditutup rapat-rapat, tanpa harus diingat-ingat lagi.
"Aku ingin sekali meninggalkanmu, Nita. Dan berhenti atas perasaan apapun yang berkaitan denganmu. Tetapi disisi lain, aku malah merindumu, ingin bertahan bahkan ketika kau sudah mengabaikanku" pikir Aldi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar